Mochtar
Lubis, salah seorang Wartawan Terbesar Indonesia, secara mengejutkan
pada tahun 1978 mengkritik Bangsa ini — selayaknya sejak itu Pemerintah
dan Bangsa ini mengoreksi martabat Bangsa, dengan Strategi Kebudayaan —
fokus pada Sistem Pendidikan Nasional dan Pembangunan Karakter Bangsa.
Hanya
dengan Karakter yang Super dan Kecerdasan yang bermoral Bangsa
Indonesia bisa menjadi Bangsa yang Unggul — kalau tidak, tetap menjadi
Bangsa Tertinggal, Terhisap oleh sifat Feodalistis yang Korup, Penguasa
Aristokrasi yang Menipu — para Pengkhianat Cita-cita Kemerdekaan 17
Agustus 1945.
Wasiat Mochtar Lubis itu, dalam Ceramahnya pada tanggal 30 Januari 1978 di Gedung Kebangkitan Nasional – Jakarta, berjudul Bangsa Indonesia ( masa lampau-masa kini-masa depan).
Kita kutipkan bagian terakhir ceramah itu (secara sporadik dipilihkan penulis) :
1. Masalah yang perlu diperbincangkan secara nasional. (1)
Masalah pengadaan bahan pangan (2) Masalah pembuatan lapangan kerja
yang lebih luas (3) Masalah fasilitas pendidikan dan sistem pendidikan
(4) Masalah mengelola sumber-sumber manusia dan alam kita sebaik-baiknya
(5) Masalah pemeliharaan lingkungan kita seperti mencegah penghancuran
hutan, tanah, sumber-sumber air, dan sebagainya (6) Masalah kota-kota
besar kita dan rakyat di daerah pedalaman (7) Mencari jalan ke luar dari
krisis nilai-nilai budaya dan manusia yang telah menimpa bangsa kita
selama ini.
2. Usul kepada rakyat dan pemerintah (1)
Marilah kita bersama-sama menggali sumber-sumber kekuatan dan kebesaran
jiwa bangsa ……………………………… Marilah meninggalkan sikap munafik, dan
menyelaraskan perbuatan kita dengan ucpan kita. (2) Berikanlah kesadaran
ikut serta, perasaan berpartisipasi yang penuh kepada rakyat dalam
segala rupa proses yang menentukan nasib bangsa dan negara kita
…………………. Dengan demikian rakyat mendapat kesadaran ikut serta dalam
semua ini, dan tidak merasa semua putusan-putusan diambil jauh dari
mereka dan tanpa mereka. ……….. akan menunjang solidaritas sosial kita
dan dengan demikian ketahanan nasional kita. ( 3) Marilah mengembangkan
sikap-sikap negarawan yang berjiwa besar, yang dapat membedakan antara
gejala dan sumber penyebab gejala …………..(5) Marilah kita lepaskan semua
dari sikap-sikap dan nilai feodalisme kita ………………… penghambat bagi
kemajuan bangsa kita. (6) Marilah kita lebih memanusiawikan
hubungan-hubungan kemasyarakatan kita, hubungan antara negara dengan warganegara
kita…………………… (10) Janganlah kita mengulangi kembali segala rupa
kesalahan dan kelemahan yang dahulu terjadi dalam sejarah kita ……………
(11) Usahakanlah agar anggota DPR, MPR, DPRD terdiri dari tokoh-tokoh
terbaik dalam masyarakat, yang berpengetahuan cukup, memiliki dedikasi
untuk berorientasi pada rakyat, berintegritas pribadi yang teguh,
…………………………. (12) Mengusulkan pembentukan Departemen Kebudayaan dan
Komunikasi untuk menangani masalah di kedua bidang ini.
Itulah
sekedar untuk renungan mulai hari ini — dari seorang Wartawan,
nasionalis, sosialis, negarawan, guru bangsa, dan visioner. Mochtar
Lubis.
Hanya
Bangsa Indonesia sial sampai hari ini, hanya menemukan pemimpin yang
sedikit-banyak mengalami dan mempunyai kualifikasi sebagaimana
digambarkan di tahun 1978 itu — kita hanya mendapatkan para pemimpin
yang menuai krisis demi krisis…………………………………
Terbuang percuma dan sia-sia Sumber Daya Waktu dan Kekayaan Bangsa Indonesia — Masa terbuang dalam kurun satu generasi, 1978 - 2012.